Cara Mengubah Teks Jadi Suara Gratis dengan AI

 

AI Text To Speech
Ilustrasi AI Text-to-speech dihasilkan oleh Gemini AI

BAKSOSAPI.COM - Dalam dunia digital saat ini, mengubah teks menjadi suara (text-to-speech) bukan lagi hal yang rumit atau mahal. Bahkan, berkat teknologi AI, siapa pun kini bisa membuat suara narasi profesional hanya dengan menyalin dan menempelkan teks. Cocok untuk kebutuhan konten YouTube, video presentasi, podcast, hingga audiobook dan semuanya bisa dilakukan secara gratis


Langkah-Langkah Mengubah Teks Jadi Suara Gratis dengan AI

Berikut ini adalah panduan sederhana untuk pemula. Tidak diperlukan keahlian teknis tinggi, cukup ikuti langkah-langkah berikut:

1. Tentukan Platform Text-to-Speech Gratis

Beberapa platform TTS AI yang bisa digunakan secara gratis:

  • ElevenLabs – Kualitas suara sangat realistis dan natural.

  • Play.ht – Menyediakan suara AI dengan berbagai pilihan gaya bicara.

  • TTSMP3.com – Cocok untuk kebutuhan cepat tanpa registrasi.

  • Google Text-to-Speech API (via demo) – Gratis untuk demo dan belajar.

Dalam artikel ini kita akan fokus menggunakan ElevenLabs karena kualitas dan fleksibilitasnya.

2. Daftar di ElevenLabs

  1. Kunjungi situs resmi ElevenLabs: https://www.elevenlabs.io

  2. Klik tombol "Sign Up".

  3. Daftarkan akun menggunakan email aktif atau akun Google Anda.

  4. Setelah masuk, pilih paket Free Plan untuk mulai mencoba.

Catatan Penting: ElevenLabs memang menyediakan paket gratis yang cocok untuk pemula, namun memiliki batas penggunaan seperti durasi maksimum dan jumlah karakter per bulan. Jika Anda ingin menggunakan fitur lanjutan seperti durasi lebih panjang, suara kustom, atau penggunaan komersial, tersedia pilihan berbayar.

Ilustrasi fitur ElevenLabs AI dari X @elevenlabsio

3. Masukkan Teks yang Ingin Diubah

  1. Klik menu "Speech Synthesis" di dashboard.

  2. Pilih voice (suara) yang Anda inginkan. ElevenLabs menyediakan berbagai pilihan suara yang sangat natural, termasuk laki-laki dan perempuan dengan berbagai aksen.

  3. Masukkan teks Anda ke dalam kolom yang tersedia. Misalnya:

    "Selamat datang di channel saya. Di video ini, kita akan belajar bagaimana cara mengubah teks menjadi suara dengan bantuan AI."

4. Atur Parameter Suara

Anda bisa mengatur:

  • Stability – Seberapa konsisten suara dari kalimat ke kalimat.

  • Clarity & Similarity Enhancement – Mengatur seberapa jelas dan mirip suara dengan aslinya.

Gunakan preset default jika Anda masih pemula, atau bereksperimen untuk hasil terbaik.

5. Generate dan Download Suara

Klik tombol "Generate", tunggu beberapa detik, dan suara Anda akan siap untuk didengarkan. Setelah puas, klik Download untuk menyimpan hasilnya dalam format MP3.


ElevenLabs adalah perusahaan teknologi berbasis di Amerika Serikat yang didirikan pada tahun 2022 oleh Piotr Dabkowski (mantan engineer Google) dan Mati Staniszewski, dengan misi menghadirkan teknologi voice AI yang mampu menghasilkan suara manusia yang realistis dan ekspresif. Platform ini menjadi populer karena kemampuannya menciptakan suara sintetis yang nyaris tak bisa dibedakan dari suara manusia asli, serta fitur unggulan seperti voice cloning, dukungan multibahasa, dan kontrol emosional dalam narasi. ElevenLabs banyak digunakan oleh kreator konten, pengembang aplikasi, hingga industri media untuk berbagai kebutuhan seperti audiobook, video, dan narasi AI.

Baca selengkapnya

5 Aplikasi Terbaik untuk Meningkatkan Fokus dan Produktivitas Kerja


Gambar oleh Pexels dari Pixabay

BAKSOSAPI.COM - Di era digital seperti sekarang, gangguan bisa datang dari mana saja. Notifikasi yang tiada henti, tab browser yang berderet, atau bahkan rasa malas yang tiba-tiba muncul. Untuk kamu yang sedang berjuang meningkatkan fokus dan produktivitas, kabar baiknya ada banyak aplikasi yang bisa membantu.

Berikut adalah 5 aplikasi yang cocok untuk pemula dan bisa langsung kamu coba untuk mendukung kinerja harianmu, baik sebagai mahasiswa, pekerja lepas, maupun karyawan kantoran.

1. Forest – Fokus Tanpa Gangguan dari Ponsel

Forest App
Forest adalah aplikasi yang membuat kamu untuk tidak menyentuh ponsel saat bekerja. Ketika kamu mulai fokus, kamu akan “menanam pohon” yang akan tumbuh selama kamu tidak keluar dari aplikasi. Jika kamu tergoda membuka media sosial, pohonnya akan layu.
  • Menghindari gangguan dari HP saat belajar/kerja

  • Platform: Android, iOS, ekstensi browser

  • Keunggulan: Visualisasi progres yang menyenangkan dan ramah lingkungan (mereka benar-benar menanam pohon sungguhan!)

2. Notion – Semua Catatan dan Proyek di Satu Tempat

Notion adalah aplikasi serbaguna yang bisa digunakan untuk mencatat, membuat to-do list, hingga merancang kalender kerja. Meskipun terlihat kompleks, Notion menyediakan banyak template siap pakai untuk pemula.

  • Mengelola tugas, menulis ide, membuat jadwal harian

  • Platform: Windows, macOS, Android, iOS

  • Keunggulan: Fleksibel dan bisa disesuaikan sesuai gaya kerja

3. Focus To-Do – Teknik Pomodoro + Manajemen Tugas

Focus To-Do menggabungkan dua hal penting, yaitu teknik Pomodoro (bekerja 25 menit, istirahat 5 menit) dan daftar tugas harian. Kamu akan bisa menjaga ritme kerja sambil menyelesaikan target secara terukur.

  • Cocok untuk kamu yang mudah terdistraksi

  • Platform: Android, iOS, Windows, macOS

  • Keunggulan: Ada pengingat waktu dan statistik kerja mingguan

4. Trello – Visualisasi Proyek dengan Board dan Kartu

Kalau kamu tipe visual, Trello sangat cocok. Kamu bisa mengatur pekerjaan dalam bentuk papan (board) dan kartu (card), lalu menyeretnya sesuai progres (misalnya: To Do – Doing – Done).

  • Mengelola proyek tim kecil atau pekerjaan pribadi

  • Platform: Web, Android, iOS

  • Keunggulan: Mudah digunakan, mendukung kolaborasi tim

5. Cold Turkey – Blokir Distraksi Digital

Cold Turkey adalah aplikasi yang bisa memblokir situs-situs yang sering bikin kamu terdistraksi (seperti media sosial atau YouTube). Versi gratisnya sudah cukup bagus untuk bantu kamu tetap fokus.

  • Cocok digunakan jika perlu fokus mendalam tanpa gangguan internet

  • Platform: Windows, macOS

  • Keunggulan: Bisa dijadwalkan dan tidak mudah dibobol


Waktunya Bereksperimen dan Fokus Lebih Baik

Produktivitas bukan soal bekerja lebih keras, tapi lebih cerdas. Aplikasi-aplikasi di atas hanyalah alat bantu, yang terpenting tetap konsistensi dan kemauan untuk berubah. Jangan takut mencoba berbagai metode dan aplikasi sampai menemukan yang paling cocok dengan gaya kerjamu.

Baca selengkapnya

Cara Menghapus Metadata Lokasi dari Foto dengan Mudah (Windows, Mac, HP)

Foto dari Smartphone
Gambar oleh Pexels dari Pixabay 

BAKSOSAPI.COM - Pernahkah Anda mengunggah foto ke media sosial atau blog tanpa menyadari bahwa foto tersebut menyimpan informasi lokasi di dalamnya? Metadata seperti lokasi GPS bisa menunjukkan di mana foto itu diambil, dan jika tidak dihapus bisa saja membocorkan privasi Anda.

Bagi Anda yang masih awam, metadata adalah informasi tersembunyi yang tertanam di dalam file, termasuk foto. Informasi ini bisa berupa tanggal pengambilan gambar, tipe kamera, hingga koordinat lokasi. Artikel ini akan memandu Anda secara sederhana untuk menghapus metadata lokasi dari foto sebelum dibagikan ke internet.

Mengapa Metadata Lokasi Perlu Dihapus?

Sebelum masuk ke langkah-langkah, ada baiknya Anda tahu alasan penting di balik penghapusan metadata:

  • Privasi, Lokasi rumah, kantor, atau tempat sering dikunjungi bisa tanpa sengaja terbuka ke publik.

  • Keamanan, Metadata bisa menjadi celah bagi pelaku kejahatan untuk melacak aktivitas atau keberadaan seseorang.

  • Profesionalisme, Menghapus metadata bisa membuat hasil foto terlihat lebih netral, seperti untuk keperluan portofolio atau blog.


Langkah-Langkah Menghapus Metadata Lokasi

1. Gunakan File Explorer (Windows)

Jika Anda pengguna Windows, tidak perlu aplikasi tambahan:

  1. Klik kanan pada file foto yang ingin dihapus metadatanya.

  2. Pilih Properties.

  3. Buka tab Details.

  4. Klik Remove Properties and Personal Information di bagian bawah.

  5. Pilih Create a copy with all possible properties removed lalu klik OK.

Foto baru tanpa metadata akan otomatis dibuat. Praktis, bukan?

2. Gunakan Preview (MacOS)

Pengguna Mac juga punya cara mudah:

  1. Buka foto dengan aplikasi Preview.

  2. Klik menu Tools > Show Inspector atau tekan Command + I.

  3. Pilih tab i (information) lalu tab GPS.

  4. Klik Remove Location Info jika tersedia, lalu simpan ulang foto.

GPS di Smartphone
Gambar oleh ASPhotohrapy dari Pixabay

3. Gunakan Aplikasi Pihak Ketiga (Android/iPhone)

Kalau menggunakan smartphone, Anda bisa gunakan aplikasi gratis seperti:

  • Photo Exif Editor (Android)

  • ViewExif atau Metadata Remover (iOS)

Langkah umumnya:

  1. Buka aplikasi, pilih foto.

  2. Hapus informasi GPS atau semua metadata.

  3. Simpan ulang foto yang sudah bersih.

Beberapa aplikasi bahkan menyediakan fitur batch edit untuk banyak foto sekaligus.

4. Gunakan Situs Online (Tanpa Instal Aplikasi)

Alternatif cepat jika Anda tidak ingin memasang aplikasi:

  • Kunjungi situs seperti metapicz.com atau exifremove.com

  • Upload foto, lalu klik opsi untuk menghapus metadata

  • Download ulang versi foto yang sudah bersih

Pastikan Anda hanya menggunakan situs terpercaya, apalagi untuk foto yang bersifat pribadi.

Baca selengkapnya

Konten AI Tidak Bisa Dimonetisasi Lagi di YouTube? Ini Penjelasan Lengkapnya

Youtube Logo
Gambar oleh yousafbhutta dari Pixabay

BAKSOSAPI.COM - Belakangan ini, dunia YouTube dihebohkan dengan kabar soal perubahan kebijakan monetisasi yang dikabarkan akan berlaku mulai 15 Juli 2025. Banyak konten kreator mulai panik, terutama yang membuat konten berbasis AI atau sering menggunakan materi dari sumber lain. Tapi, sebelum kamu ikut-ikutan panik dan buru-buru menghapus video, yuk kita bahas dengan kepala dingin apa sebenarnya yang terjadi.

Informasi soal update kebijakan ini awalnya tersebar dari berbagai grup Facebook dan artikel online. Bahkan sempat disebut-sebut berasal dari AI seperti Google Gemini, yang merujuk pada artikel-artikel dari media seperti RCTI+ dan Dexerto.

Salah satu isi kabar tersebut adalah bahwa mulai 15 Juli 2025, YouTube akan memperketat aturan monetisasi dan hanya akan memberikan penghasilan kepada konten yang orisinal dan autentik. Konten yang diproduksi secara massal, menggunakan AI tanpa nilai tambah, atau yang bersifat repetitif dikatakan berpotensi kehilangan monetisasi.

Tapi, sampai saat artikel ini ditulis, belum ada pernyataan resmi langsung dari YouTube. Tidak ada email dari YouTube kepada para kreator, tidak ada pengumuman di dashboard YouTube Studio. Jadi, sementara ini, kabar ini masih belum bisa dianggap sebagai kebijakan yang sah dan berlaku.

Apa Saja Isi Kebijakan yang Dirumorkan?

YouTube sedang memperketat kebijakan monetisasinya dengan menekankan tiga hal penting: orisinalitas, proses peninjauan yang lebih ketat, dan risiko kehilangan monetisasi bagi pelanggar. Pertama, YouTube semakin mendorong kreator untuk membuat konten yang benar-benar orisinal, bukan sekadar modifikasi dari konten yang sudah ada. Ini artinya, kreativitas dan sentuhan pribadi dalam setiap video menjadi lebih penting dari sebelumnya. Kedua, proses peninjauan konten oleh YouTube akan dilakukan secara lebih teliti untuk memastikan bahwa video yang dimonetisasi benar-benar mematuhi pedoman yang berlaku. Penilaian tidak hanya berdasarkan visual, tetapi juga mencakup ide, narasi, dan nilai tambah dari video tersebut. Ketiga, ada risiko nyata kehilangan monetisasi, terutama bagi channel yang terlalu bergantung pada konten AI tanpa sentuhan manusia, video hasil copy-paste, atau konten reaksi yang sifatnya terlalu repetitif dan tidak menawarkan perspektif baru.

Meskipun terdengar mengkhawatirkan, kamu perlu hati-hati menilai seberapa besar dampaknya untuk channel kamu. Tidak semua penggunaan AI atau footage otomatis dianggap pelanggaran. Yang disoroti adalah konten yang dihasilkan secara massal dan tidak menunjukkan proses kreatif yang jelas.

Apa Artinya Bagi Kamu, Kreator Pemula?

Kalau kamu baru mulai membangun channel YouTube atau bisnis lewat media sosial, kabar ini bisa jadi pengingat penting: kreativitas adalah aset utama.

Menggunakan AI atau footage dari sumber lain sebenarnya tidak dilarang, selama kamu menambahkan nilai atau konteks yang unik. Misalnya, kamu memakai footage cuaca untuk video meditasi atau suara hujan, tapi kamu menambahkan cerita atau narasi buatan sendiri — itu jauh lebih aman dibanding hanya mengganti judul berulang-ulang.

Pola-pola konten yang disebut berisiko adalah:

  • Judul berbeda, tapi isi mirip (hanya slideshow dengan foto yang itu-itu saja)

  • Video yang terlihat diproduksi otomatis tanpa intervensi manusia

  • Reaksi terhadap video populer tapi tanpa komentar atau sudut pandang baru

Dengan kata lain, YouTube ingin melihat bahwa kamu benar-benar terlibat dalam proses kreatif. Bukan hanya jadi pengulang konten orang lain.

Bagaimana Kalau Konten Kamu Termasuk dalam Kategori yang Disebut?

Jangan buru-buru panik. Selama belum ada aturan resmi dari YouTube, belum ada tindakan nyata yang akan diambil. Tapi ini bisa jadi momen yang tepat untuk mengevaluasi konten kamu:

  • Apakah video kamu punya cerita yang jelas?

  • Apakah kamu menambahkan sudut pandang atau komentar pribadi?

  • Apakah kontenmu bisa dibedakan dari channel lain?

Jika jawabannya ya, kemungkinan besar kamu aman.

Namun kalau kamu merasa selama ini hanya mengandalkan template otomatis, ini saatnya berbenah. Tambahkan narasi, eksplorasi cerita, atau berikan opini kamu agar video terasa lebih personal.

Menunggu Kepastian: Harus Apa Sekarang?

Sampai artikel ini ditulis, YouTube belum mengirimkan email resmi terkait pembaruan kebijakan monetisasi ini. Kamu bisa tetap membuat konten seperti biasa, tapi mulai pikirkan cara untuk menambahkan elemen yang membedakan channel kamu dari yang lain. Perkuat personal branding, coba format baru, atau kombinasikan AI dengan elemen manusia agar lebih otentik.

Baca selengkapnya

Cara Menjadi Kreator Konten dari Nol: Panduan Lengkap untuk Pemula

Youtuber Konten Kreator
Gambar oleh lukasbieri dari Pixabay

BAKSOSAPI.COM - Memulai karir di dunia konten digital memang terdengar menarik, siapa sih yang tidak tergoda dengan kebebasan waktu, potensi penghasilan, dan kesempatan untuk dikenal luas? Tapi kenyataannya, langkah pertama sering terasa paling berat. Banyak yang bingung harus mulai dari mana, harus buat konten seperti apa, dan apakah semua usaha itu benar-benar bisa jadi profesi yang layak. Jika kamu termasuk orang yang sedang berada di fase awal ini, kamu tidak sendiri. Dan kabar baiknya, ada jalan yang bisa kamu tempuh, asal kamu tahu fondasi apa yang harus dibangun.

Artikel ini membahas metode bertahap yang bisa membantu kamu membangun karir sebagai kreator, bahkan jika kamu benar-benar memulai dari nol. Cocok untuk kamu yang belum punya followers, belum tahu niche, bahkan belum punya sistem kerja yang jelas.

Mulai dari Nilai Tambah (Value)

Sebelum memikirkan soal ide konten, alat editing, atau strategi algoritma, kamu harus tahu dulu satu hal penting: apa nilai tambah yang bisa kamu berikan?

Setiap orang punya sesuatu yang bisa dibagikan. Mungkin kamu punya pengalaman unik, cara berpikir yang berbeda, atau keahlian tertentu. Nilai tambah ini bukan hanya soal keahlian teknis, tapi juga soal perspektif dan cerita yang kamu bawa.

Kalau kamu belum yakin apa nilai tambahmu, coba tanyakan dua hal ke diri sendiri:

  1. Siapa saya?

  2. Apa yang saya inginkan?

Lalu lanjutkan dengan dua pertanyaan lagi:

  1. Siapa audiens saya?

  2. Apa yang mereka inginkan?

Gabungkan jawaban dari dua sisi ini, dan kamu akan mulai menemukan irisan ide, apa yang bisa kamu tawarkan, yang juga relevan untuk orang lain. Dari sini, kamu sudah punya pondasi yang kuat untuk melangkah ke tahap selanjutnya.

Temukan Niche dan Bangun Ideasi

Banyak pemula tergoda mengikuti tren yang sedang viral tanpa arah yang jelas. Ini bukan hal yang salah, tapi kalau kamu ingin membangun karir jangka panjang, kamu perlu menemukan satu bidang khusus atau niche yang ingin kamu tekuni.

Niche bisa berupa topik tertentu seperti teknologi, edukasi, kuliner, atau bahkan cerita-cerita sejarah. Setelah kamu menentukan niche, lanjutkan dengan membuat empat pilar konten, empat jenis konten utama yang akan kamu buat secara konsisten

Di sinilah kamu mulai membentuk personal brand. Konten yang kamu buat akan mencerminkan siapa kamu dan nilai apa yang kamu tawarkan. Dengan konsistensi dan fokus, kontenmu akan lebih mudah dikenali dan diingat.


Ilustrasi seni digital seorang kreator muda yang fokus bekerja hingga larut malam di depan laptop
Ilustrasi content creator, dihasilkan oleh Gemini AI


Bangun Sistem, Bukan Hanya Semangat

Masalah umum yang sering dihadapi pemula adalah mengandalkan mood. Kalau lagi semangat, baru bikin konten. Kalau lagi malas, ya ditunda. Cara ini tidak akan bertahan lama.

Solusinya? Bangun sistem kerja. Tentukan target produksi, misalnya membuat 100 video dalam waktu tertentu. Fokus pada output, bukan hasil. Kenapa? Karena views dan followers adalah outcome yang tidak bisa dikontrol. Tapi membuat video adalah sesuatu yang bisa kamu lakukan langsung.

Dengan target yang jelas, kamu bisa menyusun jadwal kerja, membuat to-do list, dan mengatur alur kerja. Ini juga penting jika kamu ingin mulai bekerja secara profesional, walau belum punya tim sekalipun.

Berani Delegasi dan Bangun Tim

Ketika kontenmu mulai berkembang, saatnya memikirkan delegasi. Tidak semua hal harus kamu kerjakan sendiri. Mulailah dari hal-hal administratif seperti menyusun media kit atau membuat presentasi.

Jika kamu merasa pekerjaan seperti desain, editing, atau bahkan riset konten mulai memakan banyak waktu, pertimbangkan untuk bekerja sama dengan orang lain. Di sinilah peran tim mulai terasa.

Dengan adanya tim, kamu bisa fokus pada hal-hal strategis, sementara urusan teknis bisa ditangani orang lain. Kuncinya adalah punya sistem dan tools yang memudahkan kerja tim, agar semua proses berjalan lancar dan efisien.

Konsistensi dan Monetisasi

Langkah terakhir adalah memperkuat fondasi agar bisa naik kelas, dari solo creator menjadi bisnis kecil yang berkelanjutan.

Di tahap ini, kamu perlu memastikan bahwa brand yang kamu bangun punya identitas yang jelas: warna, tone komunikasi, dan gaya visual yang konsisten. Ini penting ketika kamu mulai memperluas tim atau membuka peluang monetisasi seperti menjual produk digital, membuat kursus, atau menerima sponsorship.

Jika dari awal kamu sudah tahu value dan niche-mu, maka proses monetisasi akan lebih natural. Kamu tidak perlu menjual apa pun yang bertentangan dengan brand-mu. Justru, kamu menawarkan solusi yang relevan untuk audiens yang sudah percaya denganmu.

Saatnya Berhenti Jadi Penonton

Tidak perlu menunggu jadi sempurna. Tidak perlu menunggu semua alat siap. Dan tidak perlu menunggu "waktu yang tepat." Mulailah dari nilai tambahmu. Temukan niche yang kamu minati. Bangun sistem yang bisa kamu jalani. Lalu buat 100 konten pertamamu. Di tengah perjalanan, kamu akan belajar, bertumbuh, dan mungkin akan terkejut seberapa jauh kamu bisa melangkah. Dunia digital saat ini terbuka untuk siapa saja. Tapi yang membedakan, hanyalah siapa yang benar-benar mulai dan siapa yang terus menunda.

Yuk, berhenti jadi penonton. Mulai jadi pemain.

Baca selengkapnya